Minggu, 29 Oktober 2017

Rantau

Perjalanan bisa mengajarkan banyak hal, baik buruknya tergantung pada diri masing-masing dalam memaknainya. Tapi yang pasti dari sebuah perjalanan:Yang tiba akan pergiYang hilang akan berganti

.....

Di sore yang terasa sama, aku kembali membuka selembar demi selembar memori lalu. Makin banyak lembar yang terbuka, makin dalam aku mengingat kembali langkah demi langkah yang pernah berbekas. Tanah ini adalah tanah yang kupijak selama empat tahun terkahir. Memberiku keluasan pandang. Hingga banyak hikmat yang aku simpan. Baik buruknya jejak yang ku torehkan, bagiku semuanya bermakna pelajaran. Pelajaran yang mendewasakan kita secara perlahan.Tanah rantau ini bernama Kota Malang.Dalam pikirku yang sempit di masa lalu. Asaku tiada pernah menyentuh kota ini sebagai tujuan. Tapi Tuhan yang Mahabaik tetap memberiku hadiah kota ini sebagai rumah perantauan. Tempat yang istimewa, sayangnya baru belakangan ini aku merasa.Di batas akhir waktu, tiap jengkal sudut kota rasanya memelukku semakin erat. Seringkali bahkan tanpa sadar, kupelankan langkah hanya untuk sekedar menghirup udara kota ini lebih lama. Merasakan memori dan emosi yang terlarut di didalamnya.Ahhh... andai saja.Tidak, aku bukan ingin tinggal lebih lama. Lama tidak ada artinya. Aku hanya ingin memaknai setiap perjalanan di saat-saat perantauanku dengan lebih bijak. Menjadikannya lebih istimewa dalam koridor waktu yang tetap sama. Karena esensi dari sebuah perjalanan yang tidak akan dapat dirubah sampai kapanpun adalah:Yang tiba akan pergi.Yang hilang akan berganti.

Aku tiba di kota ini, lalu kemudian aku akan pergi. Orang-orang yang turut mengisi perjalananku pun demikian. Silih berganti datang, lalu hilang dan berganti dengan yang baru. Karena tiap-tiap dari kita akan mengalami dan menyaksikan perubahan. Entah perubahan tempat, waktu, atau keadaan.Terimaksih kota perantauanku, untuk bumi yang kau suguhkan, orang-orang terbaik yang kau antarkan, dan pelajaran hidup yang kau berikan...Rindu ini akan datang, tapi masa depan ada untuk digenggam.

Malang, 29 Oktober 2017.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar